Senin, 13 Mei 2013

SINAR X


Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic imaging system.

Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu :
1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.

Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang berikan lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi.

Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung panjang gelombang, Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai efek pada jaringan manusia. Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwave ovens. Elektromagnetik dengan energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI (magnetic resonance imaging) untuk diagnostik. Kemampuan sinar x menghasilkan gambar mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.



Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.

a. Daya tembus

Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung ( besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.

b.   Pertebaran

Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.

c.    Penyerapan

Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya.

d.   Fluoresensi

Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :

1.    Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2.    Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after – glow).

e.    Ionisasi

Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

f.     Efek biologi

Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.



Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat.

Sumber: 
http://books.google.co.id/books?id=OLD1T2Uje_0C&pg=PA1&lpg=PA1&dq=dasar+radiologi&source=bl&ots=pRvNE4sv-D&sig=JnT0rQE4qQ6ymkJ-vn7tIAe0pjI&hl=en&sa=X&ei=y6-QUcaiJoHMrQfDrYGIAg&redir_esc=y#v=onepage&q=dasar%20radiologi&f=false

Tidak ada komentar:

Posting Komentar